Ada sekelompok manusia yang dilimpahi rizki oleh Alloh dan dikaruniai kesehatan dan kekuatan jasmani. Namun demikian mereka lalai, tidak bersiap siap untuk menghadapi maut yang datang sekonyong konyong. Bahkan mereka tenggelam dalam kedzholiman. Sampai maut pun menjemput saat mereka mengerjakan amal yang buruk. Ketika kematian benar benar datang, mereka ingin kembli kedunia. Bukan untuk berdagang atau menambah harta. Bukan pula untuk berjumpa dengan sanak dan kerabat. Hanya untuk satu tujuan, yaitu meperbaiki diri agar Alloh swt ridho kepada mereka. Tetapi Alloh telah memutuskan, bahwa mereka tak mungkin lagi dikembalikan kedunia ini. Mereka itulah ahli maksiat dan yang bergelimang dosa. Yang lalai dan berpaling. Yang tenggelam dalam kecintaan terhadad dunia. Maka maut yang datang kepadanya adalah siksa dan penderitaan. Mereka telah dipisah (tidak dapat bertemu) dengan Alloh. Al Qurtubi mengisahkan ihwal seseorang yang disibukkan oleh urusan dunia dan tertipu oleh angan angan panjang. Ketika kematian datang dan sakaratul maut membelitnya dalam kepayahan, anak anaknya berkumpul disebelahnya. Mereka berkata "Katakanlah Laa Ilaha Illalloh" Tetapi ia hanya bisa menjerit. Anak anaknya mengulangi lagi, tetapi kembli ia hanya bisa menjerit. Bahkan ia berkata "Perbaikilah rumah fulan dibagian ini, tanamilah kebun sifulan dan ambillah toko sifulan" Ia terus mengulang ngulang sampai akhirnya mati. Yaa, ia mati meninggalkan kebun dan tokonya, yang kemudian dinikmati oleh warisnya. Selanjutnya ia tenggelam dalam penyesalan dan kerugian. Ibnu Qayyim meriwayatkan tentang seorang pedagang yang ketika ajal hendak menjemput ditalqin dengan kalimat syahadat tetapi yang diulang ulang adalah "Barang ini murah... Pembeli ini bagus.. Kemudian ini.. kemudian itu.." sampai akhirnya nyawanya tercabut dan dia dalam keadaan demikian. Lalu ia dikubur dibawah tanah.
Ia telah mengumpulkan harta dan memiliki keluarga. Tetapi semuanya tidak memberikan manfaat sedikitpun baginya dialam kubur. Ibnu Qayyim juga mengisahkan tentang seseorang yang sering berkumpul dengan peminum khamar(arak). Ketika ajal menjemput, seseorang yang ada disampingnya berkta "Wahai fulan.. katakanlah Laa Ilaha Illalloh" Seketika wajahnya pucat pasi, Lisannya terasa berat. Orang itu mengulangi perkataannya "Wahai fulan.. katakanlah Laa Ilaha Illalloh" Ia menoleh keorang tersebut dan berteriak "Tidak... minumlah khamar dan tuangkan bagiku" terus menerus mengulang ucpan itu sampai ruhnya tercabut. Na'udzubillah.
وحيل بينهم وبين ما يشتحون كما فعل بأشياعهم من قبل
"Dan dihalangi antara mereka dengan apa yang mereka ingini sebagaimana yang dilakukan terhadap orang orang yang serupa dengan mereka pada masa dahulu.(saba' : 54). As-Shafadi menyebutkan,ada seorang peminum khamar yang biasa berkumpul dengan para peminum lainnya. Kalau mabuk atau tertidur, ia berjalan sempoyongan,biasanya ia tidur diatas atap rumah. Agar tidak terjatuh, ia mengikat kakinya keatap. Suatu malam ia mabuk dan tertidur. Lalu berdiri dan berjalan, hingga terjatuh dari atap. Ikatan tali membuatnya tergantung keatap. Begitulah keadaanya sampai ajal menjemputnya. Dalam sebuah hikayat disebutkan ihwal seorang pemuda fasik bernama Muhammad AlMughits. Ia seorang pemabuk berat. Ketika ia sakit dan hendak mati dalam keadaan lemah, seorang temannya berkata "Apakah dirimu masih kuat berjalan?" ia menjawab "Yaa, kalau mau aku bisa berjalan dari sini menuju kedai khamar" Temannya berkata "Aku berlindung kepada Alloh. Mengapa tidak kau katakan "aku bisa berjalan dari sini menuju masjid? "Muhammad bin AlMughits menangis, lalu berkata "tidak terfikir olehku seperti itu. Seseorang akan terbiasa mengerjakan amal yang rutin dilakukan. Dan rutinitas amalku bukanlah ke mesjid". Ibnu Abi Rawad berkata "seorang lelaki sedang menghadapi kematian. Orang orang disekeliling mentalqinnya dengan kalimat syahadat. Tetapi kalimat itu terasa berat. Ia tidak mampu mengucapkannya. Orang orang terus berusaha mentalqin berulang kali, dan mencoba agar ia berdzikir Kepada Alloh Sampai ketika lonceng kematian berdentang keras dan membuat tubuhnya lemah, ia berteriak, "adalah kafir dengan kalimat La Ilaha Illalloh" setelah itu ia menjerit keras lalu mati. Setelah dikubur, aku (Ibnu Abi Rawad) bertanya kepada keluarganya tentang simayit, ternyata ia adalah seorang pecandu khamar.
Kita berlindung kepada Allah dari su'ul khatimah. Bahkan kita berlindung kepadaNya dari inti keburukan dan kekejian. Kita berlindung dari meminum khamar didunia, dan berlindung dari tidak meminumnya diakhrat kelak. Kita berlindung dari meminum khamar didunia,karna Alloh akan mengguyur pelakunya dengan Thinatul khibal "Di tanyakan kepada Rasul saw" Wahai Rasulalloh, apakah Thinatul khibal itu?" Beliau menjawab "sirup yang disediakan bagi penduduk neraka" Demikian juga para pecinta lagu dan musik. Mereka akan menghadapi kematian dengan kepayahan dan ujian berat. Ibnu Qayyim mengisahkan, seorang lelaki pecinta lagu tengah menghadapi sakaratul maut.Ketika kondisinya semakin kritis, dikatakan kepadanya "katakanlah Laa Ilaha Illalloh" Tetapi ia malah mengulang ulang bait sebuah lagu. Orang orang terus mentalkinnya, "Ucpkanlah Laa Ilaha Illalloh" tetapi ia terus berdendang dan berkata, "Busuk.. Busuk.." Begitulah keadaannya sampai nyawanya tercabut dari jasadnya. Ia hanya bisa bernyanyi dan berdendang.Sementara itu para pelaku dosa besar yang menjadi penolong setan dan kawan orang kafir menjadi musuh Alloh serta orang orang beriman, mereka akan dikumpulkan dengan fir'aun dan Haman. Mereka akan diceburkan bersama sama keneraka. Demikian pula orang yang meninggalkan sholat. Padahal batas yang membedakan seorang Muslim dengan kafir atau musyrik adalah shalot. Keadaan mereka saat sakaratul maut dan setelah mati, sungguh ngeri dan mengenaskan. Ibnu Qayyim mengisahkan ihwal seorang yang biasa melakukan maksiat dan dosa besar yang tidak pernah ditinggalkan sampai akhir hayat. Saat sakaratul maut tiba, orang orang disekelilingnya merasa iba, lalu mengerumuninya. Mereka menyuruhnya berdzikir kepada Alloh dan mentalkinkan kalimat Tauhid. Tetapi ia menolaknya. Ketika ruh pelan pelan mulai tercabut dari jasadnya, ia bahkan berteriak lantang "Aku mengucapkan Laa Ilaha Illalloh apa faedahnya bagiku? Padahal aku tidak pernah mengerjakan sholat walau hanya satu rakaat" setelah itu ia mati. Inilah kematian yang menjadi gerbang alam akhirat, apa yang terjadi sesudah kematian jauh lebih ngeri dan dahsyat. Ya, keadaan didalam kubur lebih ngeri dan dahsyat. Berapa banyak tubuh yang indah dan wajah yang tampan serta lisan yang fasih sekarang menjerit dialam kubur. Menyesali amal yang diperbuat dan takut bertmu dengan Alloh.
Suatu ketika Umar bin Abdul Aziz mengurusi jenazah keluarganya. Ketika mayat telah ditanam keliang lahat dan tanah sudah dimampatkan, Umar menghadap orang orang yang bertakziah sambil berkata "Sesungguhnya kuburan ini memanggilku dari belakang. Maukah kalian ku beri tahu apa yang ia katakan padaku?" Mereka menjawab "Tentu." Umar berkata "Kuburan itu memanggilku dan berkata "Wahai Umar bin Abdul Aziz, maukah ku beritahu apa yang akan ku perbuat dengan orang yang kau cintai ini?" Tentu jawabku." Kuburan itu berkata "AKU BAKAR KAFANNYA, AKU ROBEK BADANNYA DAN KUSEDOT DARAHNYA SERTA KU KUNYAH DAGiNGNYA. MAUKAH KAU KU BERITAHU APA YANG KUPERBUAT DNGAN ANGOGTA BADANNYA? "tentu" AKU CABUT (SATU PER SATU DARI) TELAPAK KETANGANNYA, LALU DARI TANGAN KELENGAN MENUJU PUNDAK. LALU KUCABUT PULA LUTUT DARI PAHANYA. DAN PAHA DARI LUTUTNYA. KUCABUT PULA LUTUT DARI BETIS. DARI BETIS MENUJU TELAPAK KAKINYA." Lalu Umar bin Abdul Aziz menangis dan berkata "Ketahuilah umur dunia hanya sedikit. Kemuliaan didalamnya adalah kehinaan. Pemudanya akan menjadi renta dan yang hidup didalamnya akan mati. Celakalah orang yang tertipu olehnya. Di manakah penduduk yang dulu membngun kotanya? Apa yang diperbuat tanah terhadap tubuh mereka? Apa yang diperbuat
cacing tanah terhadap tulang dan anggota badannya yang laen? Dulu mereka didunia berada ditengah keluarga bahagia diatas kasur empuk dan dikelilingi pembntu setia. Orang orang
memuliakannya. Tetapi ketika smuanya berlalu dan maut datang memanggil, lihatlah betapa dekat kuburan dengan tempat tinggalnya. Tanyakan kepada orang kaya, apa yang tersisa dari kekayaannya?,Tanyakan pula kepada orang fakir, apa yang tersisa dari kefakirannya? TANYALAH MEREKA TENTANG LISAN YANG SEBELUMNYA MEREKA GUNAKAN BERBICARA. JUGA TENTANG MATA YANG MEREKA GUNAKAN MELIHAT HAL HAL YANG MENYENANGKAN. TANYAKAN TENTANG KULIT LEMBUT DAN WAJAH MENAWAN SERTA TUBUH YANG INDAH... APA YANG DILAKUKAN CACING TANAH TERHADAP ITU SMUA? WARNANYA PUDAR, DAGINGNYA DIKUNYAH KUNYAH, WAJAHNYA TERLUMURITANAH, HILANGLAH KEINDAHANNYA. TULANG MEREMUK, BADAN MEMBUSUK DAN DAGINGNYA PUN TERCABIK CABIK. DIMANAKAH PARA PUNGGAWA DAN BUDAK?
Di mana kawan.. Di manakah simpanan harta benda? Demi Alloh mereka tidak membekali simayit dengan kasur, bahkan tongkat untuk bertopang sekalipun. Padahal dulu dirumah mereka meraskan kenikmatan. Kini ia tenggelam dibawah benaman tanah.Bukankah siang dan malam tak ada bedanya bagi mereka?? Tertutup kesempatan beramal. Mereka berpisah dengan kekasih dan keluarga. Istrinya dinikahi orang lain. Anak anaknya bebas bermain. Kerabatnya sibuk membagi bagi rumah dan harta tinggalannya.
Di antara mereka ada pula yang dilapangkan kuburnya.Di beri kenikmatan dan bersenang senang dalam kubur. "Umar Rahimahulloh lalu menangis dan berkata "Wahai yang menjadi penghuni kubur esok hari bagaimana dunia bisa menipumu? Dimana kafanmu... dimanakah minyak (wewangian untuk orang mati)mu, dan dimana dupamu? Bagaimana nanti ketika kamu telah ada dalam pelukan bumi.Celakalah aku dari bagian tubuh yang mana pertama kali cacing itu melumatku? Celakalah aku dalam keadaan bagaimana aku nanti bertemu dengan malaikat maut saat ruhku meninggalkan dunia? Keputusan apakah yang diturunkan oleh Robbku?? Ia menangis dan terus menangis, lalu pergi. Tak lebih dari satu pekan setelah itu ia meninggal. Semga Alloh merahmatinya. Penghuni kubur mempunyai dua kemungkinan, diadzab atau diberi nikmat. Boleh jadi 1 liang lahat diisi oleh beberapa jenazah. Yang 1 kelak masuk surga dan yang 1 nya masuk neraka. Tetapi saudaraku ada yang lebih menakjubkan dari pada itu. Boleh jadi dalam tanah yang kita injak sekarang, suatu kaum diberi adzab atau nikmat kubur, boleh jadi dibawah tempat tidur kita saat ini ada sekelompok orang yang terjerembab ke salah 1 lubang neraka. Gejolak api neraka diperlihatkan kepada mereka siang dan malam. Siapa tahu, sedangkan jumlah manusia begitu bnyak Sementara bumi makin sempit. Menjeritlah orang yang berada dalam igauan kubur penuh pengharapan. Tetapi kubur mana yang bisa mengembalikan janji
Ringankan kesalahan. Aku tak menyangka bumi kan abadi kecuali jasad ini. Berapa banyak liang kubur yang berulang kali kubur(bagi beberapa mayat)Penuh binatang tanah yang terbahak bahak.
Mayat dikubur diatas tumpukan mayat lainnya. Yang telah dikubur pada masa lalu. Kehidupan ini seluruhnya melelahkan. Dan aku tidak heran. Kecuali kepada orang yang slalu ingin menambah bekal. Kehidupan mana yang suci, tak tersentuh oleh kematian.? Kemana kaki melangkah untuk menghindari kematian? Dengan cara apa nyawa bapak dan kakek kita meninggalkan badannya? Dengan apa Hubaib ra disalib? Dengan cara bagaimana para wanita menjanda dan anak anak menjadi yatim? Mayit yang ditangisi meninggalkan duka, akan hilang selamanya. Mereka menangisi orang orang tercinta. Apakah ada diantara mereka yang bisa kembli hidup? Seorang pemuda 20-an tahun ditanam dalam kuburnya, sementara 99 penghuni lainnya terangkat.Menyelamatkan jantungnya,seolah masa istrahtnya diperpanjang oleh sang penjual. Andai seorang yang telah dikubur dapat selamat kembli(hidup), tentu purnama takkan tersingkir. Bagaimana seorang pemuda terjaga dari hal yang menakutkannya kalau sipenanam hendak memanennya? Kuburan bisa menjadi taman surga atau parit neraka. Ia menjadi wasit yang menyibak realitas. Tak ada keraguan. Jika seseorang meraih kebaikan didalamnya, maka yang terjadi sesudahnya lebih mulia disisi Robnya. Tetapi bila keburukan yang menimpanya, maka kecelakaan mana lagi yang lebih hebat dari pada yang menimpa mereka yang menghalangi jalan Alloh? Imam Ahmad meriwayatkan dalam sanadnya dari Al-Barra bin Azib yang berkata, "Kami keluar bersama Rosululloh untuk melayat jenazah. Lalu Rosululloh duduk diatas kubur dan kami duduk mengelilinginya. Kami merasa diatas kepala kami ada burung. Beliau menggali lubang untuknya dan berkata, 'Berlindunglah kepada Alloh dari adzab kubur. 'kami berkata, 'kami berlindung kepada Alloh dari adzab kubur' beliau mengulanginya hingga 3 kali" Lalu beliau bersabda, 'Bila seorang hamba mukmin berada diujung dunia menuju gerbang akhirat, malaikat dari langit turun kepadanya. Wajahnya putih bersih secerah mentari. Mereka membwa kafan dan balsam (agar mayat tidak busuk) yang berasal dari surga. Mereka duduk sangat dekat dengan hamba itu, dan mengucapkan salam. Lalu duduk diatas kepalanya dan berkata. "Wahai jiwa yang suci, keluarlah menuju ampunan dan keridhoan Alloh. 'Maka ruhnya pun keluar sebagaimana aliran air yang deras. Lalu malaikat mengambil ruhnya. Tetapi ia tak hanya sekejap memegang ruh tersebut. Selanjutnya ditaruh didalam kafan. Dari padanya keluar wewangian paling harum. Setelah di letakkan di bumi. Meraka mengangkat ruh tersebut ke atas. Setiap malaikat yang dilalui pasti bertanya,'Ruh siapa ini?' mereka menjawb, fulan bin Fulan,' dengan menyebut nama paling bagus yang pernah dipakai didunia. Begitulah, sampai mereka tiba dibatas akhir langit bumi. Mereka meminta langit berikutnya dibuka dan dikabulkan.